JAKARTA, Barajatim.com - Kita
tidak tahu apa yang ada di benak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY). Omongan mendukung pilkada langsung, tetapi kenyataannya tidak.
Omongan tidak sama dengan tindakan, tidak ada integritas.
Selama ini SBY selalu
menjaga citra pro rakyat, sampai-sampai tidak menaikkan harga bahan
bakar minyak (bbm), untuk menekan subsidi. Padahal, dari APBN 2015 yang
sebesar Rp 2.079 triliun, 20,4% akan dialokasikan untuk subsisi bbm.
Mengapa membelanjakan demikian besar uang negara untuk subsidi bbm?
Hanya untuk menjaga citra, supaya seakan-akan pro publik, pro rakyat.
Kini, semua itu sia-sia.
Segalanya telah luluh-lantak oleh omongan yang tidak sama dengan
tindakan, yakni soal dukungan Partai Demokrat terhadap Pilkada via DPRD.
Rakyat sudah muak jika SBY masih juga mengatakan ingin pilkada
langsung.
Inilah pernyataan kami kepada Tuan Presiden.
"Tuan Presiden SBY,
berhentilah bicara mendukung Pilkada langsung, karena omongan Anda tidak
sama dengan tindakan. Kami tambah muak jika Anda masih juga berceloteh
tentang dukungan Pilkada langsung.
Sebagai rakyat
Indonesia, kami keberatan jika Anda ingin menjadi Sekjen PBB, atau badan
dunia lainnya. Seorang anti demokrasi seperti anda, tidak layak menjadi
tokoh dunia. Kelak, kami khawatir, Anda hanya akan mempermalukan Bangsa
Indonesia. Ini tidak baik untuk bangsa besar seperti Indonesia, maka
sebaiknya urungkan niat Anda menjadi Sekjen PBB.
Lagi pula, seluruh
dunia sudah tahu, Anda adalah pemberangus demokrasi, sebagaimana yang
sudah ditulis media-media internasional. Apakah Anda memperoleh
penghargaan dari semua itu? Sama sekali tidak, Anda justru memperoleh
cibiran, tanggapan sinis. Ironisnya, semua itu di akhir masa jabatan
Anda, sehingga yang melekat di benak rakyat adalah kemunafikan Anda,
bicara A tetapi bertindak kebalikan A. Maka jangan heran jika Anda telah
memperoleh penghinaan memalukan dari rakyat, sebagaimana reaksi media
massa dan media sosial.
Sebaiknya Anda
jangan ikut lagi memperjuangkan UU Pilkda ke Mahkamah Konstitusi (MK),
karena itu hanya akan menambah rasa mual kami terhadap Anda. Biarlah
kami berjuang sendiri.
Ya, biarlah kami
berjuang sendiri,. Anda yang menentang, kemudian Anda hendak ingin
memperjuangkannya agar kembali seperti dulu. Tidak, kami tidak mau jika
Anda lagi-lagi mencemari perjuangan rakyat, Anda jangan menjadi pahlawan
kesiangan.
Oh ya, apakah Anda
pernah membuat peraturan pemberian penghargaan "kebalikan pahlawan?"
Kalau ada, kami ingin memberikannya kepada Anda. (Baranews.co)
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi Globalaceh.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.