AMOI DAN KEBEBASAN PERS

Surabaya (12/8). Masih dalam suasana bulan syawal 1436 H, saya mendapatkan undangan dari tokoh pers Surabaya yang biasa saya sebut cak Efendi. Dia adalah pimpinan redaksi untuk jaringan pemberitaan online maupun cetak beritalima.com sebuah network berita yang sangat luas kabarnya hingga 52 title berita online dan cetak yang telah terbit akibat tangan dinginnya. Barangkali hanya televisi saja yang belum dia rambah.
Dalam undangan yang saya terima bertajuk halal bi halal. Acara yang lumrah seiring berakhirnya ramadhan. Namun menjadi menarik sebab diacara tersebut hadir berbagai tokoh pers khususnya media online dari sabang hingga merauke. Sehingga acara tidak saja meriah namun juga penuh diskusi yang hangat dan pasti mengkritisi perkembangan pers Indonesia kini.

Dimulai dari sambutannya Bang Yousri tokoh senior pers yang sejak tahun 1970an sudah banyak menulis berita di Surabaya dan Jatim. Dalam sambutannya Bang Yusri menghubungkan kesuksesan Cak Effendi dengan AMOI (Asosiasi Media Online Indonesia) yang dipimpinnya.
Menurut Bang Yousri AMOI berkembang pesat juga karena tangan dingin Cak Efendi ini. Dalam diskusi selanjutnya yang menarik adalah perkembangan online yang sangat pesat melebihi media cetak mengandung dua ujung pisau informasi yang sama dahsyatnya yaitu bisa menjadi sumber informasi yang akurat dan mendidik bagi masyarakat luas namun pada sisi lain juga dapat menjadi sumber fitnah dan menyesatkan bagi masyarakat.

Disinilah pentingnya keseimbangan antara chek dan rechek juga kecepatan yang akurat.
Dengan media online yang mampu meng-update berita perdetik dan dengan sumber informasi yang beragam dalam waktu yang hampir bersamaan telah merubah dunia informasi nyata yang makin dekat dengan para pembacanya.

Tidak saja real time update berita lebih dari itu juga mampu menampilkan aneka penyajian yang beragam bahkan jika diperlukan ditopang oleh foto, video dan streaming. Ibaratnya cetak, Radio dan TV ada dalam satu media. Belum lagi aplikasi gratis media online untuk gadget dan smartphone bisa di download seriap saat secara gratis pula di internet.
Disinilah tantangan kebebasan pers di Indonesia bisa menjadi semakin mensejahterakan namun juga bisa pula sebaliknya.
Diakhir diskusi abah Ali Badri tokoh masyarakat madura ini memberikan tauziah panjang dan menyakinkan janganlah pers berubah menjadi alat fitnah yang mematikan. Sebab fitnah pers tidak ubahnya mampu mematikan tidak hanya 1 atau 2 orang lebih dari itu satu berita dari sebuah media mampu mematikan banyak orang sekaligus. Maka berhati-hatilah dalam menyusun berita. Ini pesan klise namun saya rasa sangat penting dicamkan.
Saya Muhammad Mirdasy selaku ketua Partai Perindo Jawa Timur yang praktis setiap hari bergaul dengan teman-teman pers karena bos saya adalah pemimpin media, melihat kebebasan pers Indonesia sangat maju dan mengagumkan. Terutama jika bandingkan dengan jaman orde baru. Reformasi politik telah memberikan kebebasan yang luar biasa.

Ini harus dilihat sebagai amanah. Para insan pers telah diberi kekuasaan oleh negeri ini untuk menjadi kekuatan kelima dari bangsa ini setelah ada kekuasan presiden dan pemerintahannya, kekuasaan aparatur hukum, kekuasaan legislasi oleh parlemen, lalu ada kekuasaan masyarakat atas pilihannya dan kita melihat saat ini kekuasaan pers dalam pemberitaannya.
AMOI dan semua insan pers Indonesia memiliki tanggung jawab dalam mengawal syiratol mustaqim atau jalan lurus bagi arah kemajuan media online yang saat ini terus berkembang pesat.
Saya gembira bisa menjadi bagian dari pada perkembangan kemajuan AMOI di Surabaya. Terus berkarya buat semua organ AMOI khususnya buat sahabatku Cak Effendi. Selamat Cak.....Merdeka.

H.  Muhammad Mirdasy, S.Ip Ketua DPW Partai Perindo Jawa Timur Hadir di Kegiatan Halal Bi Halal AMOI bersama Sekretaris DPW Moh. Badaruddin, SE, MM, M. Choesnoel Farid  dan Peters, Sedangkan Samuel Teguh Santoso, SH, MH, MPSI, MM ketua Partai Perindo Kota Surabaya