JAKARTA,
7 November 2019 – PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) melalui layanan
e-commerce Business to Business (B2B) dan Business to Government (B2G) terdepan
di Indonesia, AXIQoe.com, hari ini hadir di Indonesia International Mega
Procurement Exhibition & Conference (I-IMPEC) 2nd, event dan eksibisi
pengadaan barang dan jasa terbesar di Indonesia, yang diadakan di Jakarta
Convention Center (JCC), Senayan pada tanggal 6 - 8 November 2019.
Keikutsertaan AXIQoe.com dalam event tahunan ini menegaskan kembali perannya
bersama stakeholder untuk memperkuat fondasi integritas ekosistem pengadaan
melalui diskusi dan diseminasi informasi.
“Kehadiran
AXIQoe.com di I-IMPEC 2019 merupakan kontinuitas perusahaan dengan menjadikan
agenda I-IMPEC sebagai tempat bertemu sekaligus berdiskusi bersama para
pemangku kebijakan lainnya, berbagi insight dan transfer knowledge seputar
transformasi pengadaan barang dan jasa. Di era digital sekarang, dinamika
ekosistem pengadaan barang tak luput dari peran teknologi, terutama penetrasi
internet yang semakin meluas hingga ke kota dan kabupaten. Dukungan
infrastruktur digital dan sumber daya yang unggul tentunya akan mempercepat
pertumbuhan ekonomi digital yang transparan dan akuntabel,” ujar Budi Pramana
Ginting, Head of Business AXIQoe.com.
Laporan e-Conomy
SEA 2019 yang dirilis oleh Google dan Temasek telah memperkirakan bahwa
Indonesia akan menyumbang sekitar 40% dari pertumbuhan ekonomi digital di Asia
Tenggara di tahun 2019 dengan nilai mencapai US$40 miliar (sekitar Rp565
triliun), meningkat empat kali lipat dibandingkan 2015. Sebagai negara dengan pertumbuhan
ekonomi internet tercepat di Asia Tenggara, nilai ekonomi digital Indonesia
diproyeksikan mampu menembus US$130 miliar (sekitar Rp1,8 kuadriliun) pada 2025
nanti. Budi menambahkan “Tingginya nilai ekonomi digital kita tersebut akan
menjadi pendorong bagi pelaku bisnis, khususnya AXIQoe.com, untuk terus
berinovasi, dan meningkatkan daya
saingnya, termasuk di dalamnya mendukung modernisasi pengadaan serta
melanjutkan komitmen menjadi akselerator ekosistem pengadaan yang bersih dan
akuntabel “
Kepala LKPP Roni
Dwi Susanto dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional
(Rakornas) Pengadaan 2019 di Jakarta (06/11) yang dikutip dari media mengatakan
bahwa LKPP telah memetakan empat tantangan dalam mentransformasikan sistem
pengadaan barang/jasa pemerintah kedepannya, yakni kebijakan dan strategi
pengadaan yang inklusif dalam rangka pemerataan ekonomi dan percepatan
pembangunan, efektivitas proses dan pembenahan pasar pengadaan, pengembangan
dan pembinaan sumber daya manusia (SDM) yang efektif, dan sistem penyelesaian
permasalahan pengadaan.
Sementara itu,
Presiden Joko Widodo, dalam sambutannya yang dikutip dari media megatakan bahwa
dirinya mendorong LKPP agar turut merangkul lebih banyak pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) dan menjadikan produk-produk dengan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) sebagai prioritas dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
LKPP agar memudahkan prosedur UMKM untuk masuk katalog elektronik, tanpa harus
mengurangi kualitas.
Proses perjalanan
modernisasi pengadaan yang setiap tahun terus bergerak dinamis mengikuti
perkembangan teknologi digital ini, pun menuntut stakeholder di dalam ekosistem
dapat memulai pengawasan secara digitally determined mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga proses penyelesaian dan laporan pekerjaan. Karenanya
seiring dengan rencana strategis pembangunan jangka menengah nasional
2020-2024, tahun ini adalah momentum yang tepat bagi stakeholder untuk menjawab
tantangan dalam disrupsi digital pengadaan. Melalui tiga pilar pengadaan masa
depan yakni Internet of Crowd Collaboration (People), Internet of Trust, dan
Internet of Things & Artificial Intelligence (AI) akan membawa ekosistem
pengadaan menuju Cognitive Procurement (pengadaan berbasis kognitif) yang
sesuai dengan peta strategis pengadaan di 2020-2024.
LKPP sendiri dalam
laman resminya menyebutkan bahwa pada
tahun 2020-2024 LKPP memiliki rencana strategis berupa Cognitive Procurement
yang tertuang dalam enam poin yaitu: Sistem Integrasi Pengadaan untuk
Perencanaan, Penganggaran, dan Pembayaran; Penguatan Perencanaan Pengadaan
Secara Elektronik; Penguatan Sistem Monitoring-Evaluasi; e-Katalog Antarmuka
dengan 12 segmen terkait (diantaranya Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat
Jenderal Bea Cukai, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia); Sistem Database e-Katalog (kode); serta tampilan
baru e-Government Procurement.
Dengan rencana
strategis pengadaan tahun depan, nantinya diharapkan dengan dukungan teknologi
digital seperti AI maka setiap penyedia akan tahu barang yang dijual, berapa
harganya, delivery time, dimana pabriknya, dan instansi pemerintah apa yang
membutuhkan. Ini tentunya dapat meningkatkan element trust dan value for money,
karena kebutuhan pengadaan barang dan jasa pun dapat dilakukan melalui
konsolidasi pengadaan antar instansi.
Riset dari
Forrester bahkan menyatakan 60%
perusahaan besar dan 54% perusahaan menengah akan memprioritaskan implementasi
produk teknologi digital dalam kegiatan operasionalnya, termasuk pengadaan
barang dan jasa. McKinsey & Company
juga berpendapat sistem otomatisasi pada transaksi pengadaan tidak hanya
akan berkutat pada pemrosesan pesanan dan pembuatan faktur tapi juga akan
berkembang ke ranah yang lebih strategis, seperti pemilihan vendor dan
manajemen.
Berdasarkan hal
tersebut, maka dibutuhkan kompetensi sumberdaya pengadaan yang mampu menekankan
kemampuan pengelolaan dan analisis data raksasa, kecerdasan artifisial, empati
dan kreatifitas. Pengadaan barang dan jasa pemerintah kini bertransformasi dari
pekerjaan administratif ke kognitif.
Seiring dengan
pelaksanaan I-IMPEC 2019 adalah pertemuan tahunan (RAKORNAS) dari Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dengan mengangkat tema
“Transformasi Pengadaan di Era Digital untuk SDM Unggul Indonesia Maju”. Selain
itu, konferensi dan pameran I-IMPEC 2019 sebagai acara tahunan ini juga
mengupas tuntas peluang para investor di sektor industri yang berpengaruh
terhadap total Produk Domestik Bruto Indonesia yang menyumbang sebesar 20
persen sebagai pemasukan nasional per-Tahun 2018.
Pada I-IMPEC 2019,
booth AXIQoe.com hadir di Foyer Plenary Hall
Jakarta Convention Center Senayan, pelaksana pengadaan dapat mendapatkan
informasi lebih mendalam, mendapatkan product experience yang didukung oleh mitra
AXIQoe.com seperti Liva ECS by ECS Elitegroup, Infocus by Esa Prima
Perkasa, Microtek Scan The World, APC by
Schneider Electric, Microsoft by Synnex Metrodata Indonesia, Mugen by PT.
Multicom Persada International, Mugen by PT. Multicom Persada International, LG
by Cipta Alpha Omega, Lenovo Indonesia , Fuji Xerox by Astragraphia , PT Agres
Info Teknologi, serta PT Sharp
Electronics Indonesia. Selain itu terdapat lounge area yang memungkinkan
AXIQoe.com dan petugas pelaksana pengadaan bertemu dan berdiskusi. Sejak 2016,
AXIQoe.com telah mendukung kebutuhan pengadaan di pemerintahan dengan menjadi
penyedia kebutuhan tersebut melalui E-Katalog LKPP.
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi Globalaceh.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.